Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 10 wilayah di Jakarta memiliki tingkat kerawanan sosial yang tinggi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), faktor yang mempengaruhi kerawanan suatu wilayah, yaitu aspek kemiskinan, lingkungan dan kesehatan, prasarana fisik, modal sosial, perekonomian, keamanan dan ketertiban.
Kepala BPS DKI Nyoto Widodo mengatakan jika faktor-faktor tersebut mengalami gangguan secara fisik maupun psikologis, maka dapat timbul perpecahan di daerah tersebut.
"Kondisi DKI padat penduduk dan heterogen sehingga banyak potensi menimbulkan kesenjangan dan kerawanan sosial," ujarnya di Balai Kota, Senin (3/3/2014).
Dia menuturkan data BPS yang dilakukan di 44 kecamatan dan 267 kelurahan ini dapat digunakan sebagai peringatan dini penanggulangan kerawanan sosial di Jakarta dengan mengevakuasi warga dan mobilisasi aparat keamanan.
Yang berpotensi dengan tinggi rendahnya Indeks Potensi Kerawanan (IPKS) 2014, lanjutnya, antara lain situasi politik menjelang pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden, krisis ekonomi global, banjir tahunan dan upah minimum provinsi (UMP) 2014.
Menurut data BPS, kelurahan paling rawan secara sosial dengan IPKS sebesar 44,78 berada di Kampung Rawa Jakarta Pusat.
Posisi kedua berada di Kelurahan Kali Baru Jakarta Utara dengan IPKS 44,34. Selanjutnya pada posisi ketiga dengan IPKS 43,21 berada di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Kelurahan Galur Jakarta Pusat terawan keempat dengan IPKS 43,11 dan posisi kelima dengan IPKS 41,87 berada di Kampung Melayu.
Ancol menjadi daerah terawan keenam dengan IPKS 40,00. Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat menempati urutan ketujuh dengan IPKS 39,73. Terawan kedelapan berada di Kelurahan Kartini Jakarta Pusat dengan IPKS 32,9.
Manggarai Jakarta Selatan dengan IPKS 37,66 berada pada urutan kesembilan, dan posisi kesepuluh ditempati oleh Kelurahan Lagoa Jakarta dengan IPKS 37,45 sebagai daerah yang rawan.
Selain itu, Kali Baru Jakarta Utara menjadi daerah yang memiliki indeks potensi kemiskinan tertinggi dengan 65,1, sedangkan, Melawai Jakarta Selatan memiliki indeks potensi kemiskinan terendah 0,1.