Bisnis.com, JAKARTA—Banjir yang terjadi di Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir paling banyak berdampak pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Soeprayitno mengatakan selain akses distribusi terhambat, banyak tempat usaha UMKM yang terendam banjir.
Di sisi lain, lanjutnya, tempat produksi beberapa kawasan industri besar, seperti Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung di Jakarta Timur malah tidak tergenang banjir yang parah.
“Kalau perusahaan menengah ke atas malah kerugiannya belum besar. Justru yang kecil dan UMKM ini paling banyak kena dampaknya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/1/2014).
Selain itu, tambahnya, perusahaan skala besar biasanya telah memiliki perencanaan alternatif (contingency plan) dalam menghadapi situasi tidak terduga, termasuk banjir. Contingency plan inilah yang biasanya kurang dimiliki oleh pengusaha kecil menengah.
Selain terhambatnya jalur distribusi akibat banjir, Soeprayitno mengatakan pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT PLN Ditribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) pada Minggu (12/1/2014) malam juga menambah kerugian UMKM.
PLN Disjaya memadamkan hampir 130 gardu yang tersebar di Menteng, Jatinegara, Pondok Gede, Kramatjati, Pondok Kopi, Bulungan, Lenteng Agung, Bintaro, Kebun Jeruk, Cikokol, dan Cengkareng untuk mencegah risiko akibat banjir.