Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Joko Widodo melakukan blusukan ke kantor PT Pelindo II untuk membicarakan seputar peluang bisnis dalam proyek pembangunan pelabuhan New Priok untuk membantu pendapatan DKI.
Mantan Wali Kota Surakarta itu ingin mengetahui kondisi lapangan secara langsung sebelum mengambil kebijakan yang tepat. "Kita mau share investasi, tentunya ini juga supaya kita mendapatkan keuntungan [dari New Priok]," katanya seusai bertemu Dirut PT Pelindo II RJ Lino, Kamis (19/12/2013).
Pemprov ingin berkecimpung dalam bisnis pelabuhan seperti di Kota Rotterdam Belanda yang menguasai mayoritas saham hingga 70%. Menurut Jokowi, DKI tidak perlu sejauh itu yang penting menanamkan modal sedikit demi sedikit untuk menambah pemasukan Jakarta.
"Nggak usah seperti Rotterdam, yang penting sedikit-sedikit untuk menambah pemasukan," katanya.
Namun Jokowi belum bisa menjelaskan lebih detail mengenai bisnis pelabuhan yang kemungkinan digeluti oleh DKI. Kedua belah pihak sedang melakukan kajian tentang pengelolaannya.
Diketahui proyek New Priok dimulai tahun ini ditandai groundbreaking oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rencananya ada tiga terminal yang dibangun dengan memiliki kapasitas 1,5 juta unit petikemas.
Sebelumnya Wagub DKI Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama juga mengatakan hal yang sama ingin bangun pelabuhan sendiri jika Pelindo II tidak menurunkan tarif pelabuhan.
"Saya mengancam Pelindo II dan III, kalau naikin biaya terus sehingga harga barang ikut naik, DKI akan bangun pelabuhan sendiri,” kata Ahok saat memberikan kata sambutan pada Malam Gala Dinner INSA Award 2013 di Monas, (12/12/2013).
Dia mengaku DKI sangat pede untuk membangun pelabuhan sendiri karena APBD besar, yang diproyeksikan mencapai Rp70 triliun pada 2014, bahkan bisa tembus Rp100 triliun pada tahun berikutnya.
“DKI punya uang banyak, mau apa saja. Pelindo kalau hambat dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Kami akan caplok,” kata Ahok tanpa basa basi.
Ahok mengatakan DKI sudah punya lahan di Kawasan Berikat Nusantara untuk dijadikan pelabuihan dan berharap pabrik-pabrik garmen di kawasan itu pindah ke luar Jakarta.