Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Banjir di DKI

Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah terjadinya pendangkalan atau sedimentasi di muara sungai yang mengakibatkan terhambatnya aliran dari arah hulu.
Banjir DKI/Bisnis.com
Banjir DKI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah terjadinya pendangkalan atau sedimentasi di muara sungai yang mengakibatkan terhambatnya aliran dari arah hulu.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kemenpu Mochammad Hasan mengatakan kondisi muara-muara sungai di Jakarta saat ini sudah terjadi pendangkalan atau sedimentasi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya back water atau arus balik akibat pasang surut yang terjadi di muara.

Hal itu akan mengakibatkan terjadinya banjir di daerah muara itu sendiri, serta di daerah hulu, karena air tidak dapat mengalir hingga muara.

“Oleh karena itu, Kemenpu saat ini memulai proyek Jakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP/JEDI) untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di muara sungai,” ujar Hasan dalam sambutannya di acara Groundbreaking Jakarta Urgent Flood Mitigation Project, Kamis (21/11/2013).

Hasan menambahkan proyek JUMFP atau Jakarta Emergency Dreging Inisiative (JEDI) ini dimaksudkan untuk untuk menormalisasi dan menata kembali muara-muara sungai yang ada di wilayah kerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, yang meliputi muara Kali Sunter, muara Cakung drain, muara Cengkareng drain serta muara Kali Angke atau Banjir Kanal Barat.

“Penandatanganan kontrak untuk proyek ini sudah berlangsung pada September kemarin, dan saat ini yang baru groudbreaking ada 2 paket yakni Cengkareng Floodway serta Lower Sunter Floodway, targetnya selesai pada November 2015 dan diusahakan selesai secepatnya,” jelas Hasan.

Menurutnya, pemerintah pusat mempunyai komitmen untuk menanggulangi masalah banjir yang rawan terjadi di beberapa kota di Indonesia, khususnya kota-kota yang sering terkena banjir.

“Anggarannya telah disiapkan nilainya Rp5 triliun dan diperkirakan ada 16 kota rawan banjir yang menjadi fokus pemerintah untuk mengatasi masalah banjir ini, dan untuk Jakarta mempunyai porsi yang lebih besar sekitar 25%, Jakarta menjadi prioritas penanggulangan banjir karena merupakan pusat pemerintahan,” kata Hasan.

Kesempatan yang sama, Kepala BBWS Ciliwung Cisadane Imam Santoso mengatakan proyek JUMFP/JEDI ini sudah diwacanakan pada 2007 saat banjir besar melanda Jakarta. Untuk total nilai pengerjaan proyek JEDI mencapai Rp1,65 triliun untuk normalisasi sungai di 16 lokasi. Dan untuk tahun ini baru 4 proyek yang akan dikerjakan terlebih dahulu, sisanya akan menyusul ditahun berikutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andika Prawira
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper