BISNIS.COM, JAKARTA—Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi penaikan harga BBM bersubsidi tidak mendidik rakyat.
Jokowi menyatakan tidak setuju terhadap semua program bantuan tunai sebagai bentuk kompensasi penaikan harga BBM subsidi, baik Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun BLSM.
Menurutnya, kompensasi tersebut sebaiknya diberikan dalam bentuk bantuan dana kepada usaha-usaha produktif, misalnya usaha kecil dan usaha rumah tangga.
“Saya dari dulu emang ngga senang bantuan tunai, kalau bisa diberikan buat usaha produktif. Dari dulu saya ngga setuju BLT, yang balsem [BLSM] ini juga, semuanya," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/6/2013).
Dia mengatakan pemberian uang tunai kepada usaha produktif dampaknya lebih bagus ketimbang langsung diberikan kepada masyarakat. “Memberikan cash kepada masyarakat memberikan pendidikan yang tidak baik.”
Program BLSM sudah dibahas oleh pemerintah, yang rencananya Rp150.000 per orang kepada 65 juta warga sangat miskin, miskin dan rentan miskin. Penetapan program tersebut menunggu paripurna penetapan RAPBN-P 2013 hari ini, Senin (17/6/2013) di gedung DPR RI.