Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Matahari Tutup Gerai, Apindo Sebut Jakarta Ikut Terdampak

Apindo mengakui bahwa sektor ritail sedang berada dalam kondisi yang tidak baik.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani saat ditemui di Kantor Pusat Apindo, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2025)/Bisnis-Ni Luh Anggela
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani saat ditemui di Kantor Pusat Apindo, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2025)/Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengakui bahwa sektor ritail sedang berada dalam kondisi yang tidak baik. Dampaknya pun dapat dirasakan pelaku usaha di Jakarta.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, saat menanggapi kabar penutupan delapan gerai PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

"Iya betul [kabar matahari akan menutup gerainya]  jadi retail ini juga, jadi tadi hotel, retail juga sama, jadi kondisi yang sudah menyambung dan Jakarta ya pasti terkena juga dampaknya gitu loh," jelas Shinta ketika ditemui di Balaikota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa malam (27/5/2025). 

Shinta menjelaskan bahwa persaingan di sektor ritail kian ketat, terutama akibat maraknya penjualan secara daring (online). Dia juga menambahkan bahwa permintaan konsumen selama bulan Ramadan juga menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Jadi dari situ juga udah kelihatan," jelas Shinta. 

Diberitakan sebelumnya, harga yang tak kompetitif hingga kurangnya permodalan dinilai menjadi penyebab sejumlah ritel di Indonesia berguguran.

Dalam 5 bulan pertama 2025, sebanyak tiga ritel di Indonesia memutuskan menutup gerainya. Mereka di antaranya Lulu Hypermarket, Scan and Go, dan GS Supermarket.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, gerai ritel akan tumbang jika tak bisa menawarkan harga yang lebih bersaing dari kompetitor. Apalagi, saat ini daya beli masyarakat juga menurun.

Faisal juga menjelaskan bahwa mayoritas konsumen ritel di Indonesia berasal dari kelas menengah dan calon kelas menengah yang tengah mengalami penurunan daya beli sejak 2022.

Kondisi ini pun membuat permintaan terhadap barang menjadi terbatas. Alhasil, persaingan di industri ritel juga menjadi semakin kompetitif dan ketat untuk memperebutkan permintaan ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper