Bisnis.com, JAKARTA - Kontruksi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur I paling cepat bakal dimulai pada semester kedua tahun 2021.
SPAM Jatiluhur I itu diproyeksikan dapat mengalirkan air bersih sebanyak 4 ribu liter per detik ke wilayah Ibu Kota.
Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo menuturkan, alokasi air bersih dari SPAM Jatiluhur itu dapat menambah sekitar 15 persen cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta beberapa waktu ke depan.
Berdasarkan catatan PAM Jaya hingga tahun 2020, cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta menyentuh di angka 65,01 persen. Sementara kapasitas ketersediaaan air bersih mencapai 20.227,5 liter per detik.
Adapun, panjang pipa yang dimiliki PAM Jaya terbentang hingga 11.916 kilo meter. Pada Oktober tahun lalu, PAM Jaya mencatatkan jumlah konsumen sebanyak 888.342.
Ihwal kontruksi SPAM Jatiluhur I itu, Hernowo mengatakan, pihaknya tengah menyusun basic engineering design atau BED untuk sisi transmisi dan distrubusi air di wilayah hilir.
Baca Juga
“Kendalanya pada investasi yang dibutuhkan untuk pemasangan jaringan distribusi maupun transmisi itu sebesar kurang lebih Rp10 hingga Rp12 triliun. Saat ini kami sedang berkomunikasi dengan Kementerian PUPR bagaimana skema terbaik untuk pengerjaannya,” kata Hernowo melalui sambungan telepon pada Sabtu (23/1/2021).
Kerja Sama Badan Usaha
Belakangan, Hernowo meminta skema investasi terkait pengerjaan jaringan transmisi dan distribusi sisi hilir SPAM Jatiluhur I ditempuh dengan alur kerja sama antara pemerintah dan badan usaha atau KPBU.
Permintaan itu berkaca pada skema investasi sisi hulu SPAM Jatiluhur I yang dikerjakan dengan KPBU. Pada sisi hulu, pemenang lelang proyek KPBU tersebut adalah konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk., dan PT Tirta Gemah Ripah. Ketiga perusahaan tersebut membentuk perusahaan patungan sebagai BUP, yakni PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur.
Konstruksi SPAM Jatiluhur I akan dimulai sekitar Agustus 2021 jika DED proyek tersebut rampung pada akhir Januari 2021.
Total nilai investasi proyek yang dialokasikan pemenang lelang adalah Rp1,67 triliun dengan tarif air minum terendah Rp2.799 per meter kubik untuk wilayah DKI Jakarta.
Dalam pembentukan BUP SPAM Jatiluhur I, Wijaya Karya berkontribusi sampai 30 persen atau Rp3 miliar terhadap modal awal, sedangkan Jaya Konstruksi 60 persen dan Tirta Gemah hingga 10 persen.
Dengan kata lain, modal awal yang akan didapatkan BUP SPAM Jatiluhur I adalah senilai Rp10 miliar. Perusahaan patungan tersebut memenangkan perjanjian KPBU selama 30 tahun.
Dalam laman resmi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, SPAM Jatiluhur I memiliki total investasi senilai Rp1,9 triliun.
“Lebih ke skema bisnis yang tepat apakah ini kemudian kita akan KPBU-kan karena dengan adanya kontraksi fiskal saat ini tidak akan cukup fiskal DKI untuk membiayai ini semua,” tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum Jatiluhur I paling cepat dimulai pada semester II/2021.
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan bahwa saat ini proses proyek tersebut telah sampai pada tahap penyetujuan pembentukan badan usaha pelaksana (BUP) oleh pemenang lelang. Adapun, proyek tersebut sudah tidak memiliki dana dukungan tunai (viability gap fund/VGF).
"VGF di [proyek SPAM] Jatiluhur I tidak ada karena sudah masuk di komponen tarif air curah," katanya kepada Bisnis, Kamis (21/1/2021).
Sempat Terhambat
Diana menyampaikan, bahwa tahap selanjutnya dalam pelaksanaan proyek tersebut adalah pembuatan detail engineering design (DED). Menurut dia, pelaksanaan konstruksi akan dimulai setelah 6 bulan pembentukan DED.
Proyek Jatiluhur I sempat terhambat, karena sebenarnya proyek ini sudah melewati tahap prakualifikasi sejak 21 Maret 2018.
Tahapan ini meluluskan empat peserta, yaitu PT Adaro Tirta Mandiri, konsorsium PT PP Tbk.—PT Jakarta Propertindo, konsorsium PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.—PT Wijaya Karya Tbk.—PT Tirta Gemah Ripah, dan konsorsium PT Aetra Air Jakarta—PT Moya Indonesia.
Namun, mengalami proses prakualifikasi ulang, dimana pengambilan dokumen dilakukan pada 11-21 Februari 2020. Adapun, pengumuman badan usaha yang lulus prakualifikasi diumumkan pada 19 Maret 2020 dan menyatakan dua konsorsium yang lulus.
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Permukiman melalui Panitia Pengadaan KPBU SPAM Regional telah mengumumkan daftar peserta yang dinyatakan lulus evaluasi pada Prakualifikasi Pengadaan Badan Usaha Pelaksana untuk proyek KPBU SPAM Regional Jatiluhur I pada 19 Maret 2020.
Dalam dokumen yang ditandatangani Denik Haryani sebagai Ketua Panitia Pengadaan Proyek KPBU SPAM Regional tersebut, terdapat dua konsorsium badan usaha yang dinyatakan lulus.
Adapun, nama badan usaha yang dinyatakan lulus yaitu Konsorsium PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.- PT Tirta Gemah Ripah. Kemudian, konsorsium Moya Holdings Asia Ltd - PT PP Infrastruktur - PT Medco Infrastruktur Indonesia - PT Jakarta Utilitas Propertindo.
Proyek SPAM Regional Jatiluhur I yang berkapasitas 5.000 liter per detik, dibangun melalui skema KPBU atas prakarsa badan usaha (unsolicited) dengan Perum Jasa Tirta II (PJT II) sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama atau PJPK. Untuk perkiraan nilai investasi total sebesar Rp1,9 triliun.
Sebanyak 80 persen dari alokasi air SPAM Jatiluhur I akan melayani sebagian wilayah DKI Jakarta, melalui PAM Jaya. Sedangkan 20 persen sisanya untuk melayani wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi melalui PDAM-nya masing masing.
Jakarta Utara dan Jakarta Barat
Hingga saat ini, wilayah Jakarta Barat dan Utara belum tersambung jaringan perpipaan air bersih milik PAM Jaya. Dengan demikian, kapasitas air SPAM Jatiluhur I itu direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dari dua wilayah tersebut.
“Daerah-daerah yang belum ada jaringan perpipaan itu Jakarta Barat dan Utara. Ada 15 persenan yang perlu kita masukkan tambahannya sekitar 3.200 liter per detik yang akan masuk ke daerah itu,” tutup Hernowo.
Tahun lalu, Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi membeberkan terdapat ratusan RW di wilayah Kota Jakarta Barat yang belum memiliki jaringan Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya). Imbasnya, pasokan air bersih di wilayah tersebut tersendat.
“RW yang belum ada jaringan PAM-nya itu ada seratusan. Di Kamal, Pegadungan, Semanan, dan Cengkareng Timur,” kata Rustam kepada awak media pada Senin (10/8/2020).
Untuk sementara, Rustam mengatakan, pihaknya membuka sejumlah kios air bersih yang bekerja sama dengan PAM Jaya. Sehingga, di setiap RW ada kios air yang dapat memasok kebutuhan air bersih tersebut.
“Nanti kita distribusikan melalui itu. Masalah jaringan itu tidak mudah, yang darurat itu buka kios air di beberapa titik RW,” kata dia.
Ihwal kapasitas per kios, dia mengatakan, hal itu tergantung pada kebutuhan masing-masing RW. Biasanya, dia menuturkan, kapasitas per kios itu per hari mencapai rata-rata 1.000 liter.
“Jadi yang memasang kios itu PAM Jaya. Di sana ada petugas, kita minta bantuan RT dan RW mendistribusikan ke masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.