Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Unggah Buku How Democrasies Die, Wagub DKI: Hal Baik Berbagi Judul

Ariza menuturkan Anies sudah terbiasa membaca buku dengan berbagai judul.
Gubernur DKI Jakarta Aneis Baswedan. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Aneis Baswedan. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @aniesbaswedan

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara terkait pemberitaan viral meyangkut unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tengah membaca buku ‘How Democracies Die’ pada Minggu (22/11/2020).

Ariza menuturkan Anies sudah terbiasa membaca buku dengan berbagai judul. Misalkan, buku soal agama hingga seni dan budaya.

“Jadi saya kira kita sikapi secara bijak. Nggak usah berlebihan. Artinya saya kira pak gubernur dan semua pemimpin membaca buku itu biasa,” kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (24/11/2020).

Malahan, menurut dia, unggahan Anies itu dapat menjadi media yang baik untuk berbagi judul bacaan.

“Sesuatu yang baik dengan berbagai judul. Jadi nggak usah ditafsirkan berlebihan,” ujarnya.

Buku ‘How Democracies Dies’ setebal 320 halaman memaparkan kematian suatu demokrasi bisa tak disadari ketika terjadi selangkah demi selangkah, dengan terpilihnya pemimpin otoriter, kekuasaan pemerintah disalahgunakan, dan penindasan total atas oposisi.

Apabila, ketiga langkah tersebut sedang terjadi di seluruh dunia, dan kita semua mesti mengerti bagaimana cara menghentikannya.

Dalam buku ini, dua profesor Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menyampaikan pelajaran penuh wawasan dari sebuah sejarah untuk menerangkan kerusakan rezim selama abad ke-20 dan ke-21.

Mereka menunjukkan bahaya pemimpin otoriter ketika menghadapi krisis besar.

Sebelumnya, Anies mengunggah sebuah foto sedang membaca buku How Democracies Dies di akun media sosialnya. Dia hanya menyapa masyarakat.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," kata Anies, Minggu (22/11/2020).

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi tidak secara terang-terangan mengomentari unggahan tersebut. Dia hanya menjelaskan tentang bagaimana cara agar demokrasi tidak mati berdasarkan isi buku tersebut.

"Kata penulis ini, agar demokrasi tidak mati, politisi sebaiknya tidak membangun electoral base dengan mengeksploitasi apa yang Jeff Flake sebut sebagai “sugar high of populism, nativism, and demogaguery," tulisnya dikutip Senin (23/11/2020).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler