Bisnis.com, JAKARTA - DPD Gerindra DKI Jakarta mengumumkan dua nama calon pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang baru tanpa Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dua nama dalam surat yang akan dikirimkan ke Anies itu, terdiri dari perwakilan nama dari PKS Nurmansyah Lubis dan nama dari Gerindra Ahmad Riza Patria.
Ketua DPW PKS DKI Jakarta Sakhir Purnomo mengungkap alasan kenapa tak ada pihaknya yang hadir dalam pengumuman nama Cawagub.
"Sebagai info saja, yang jelas kan kami berusaha maksimal untuk jaga komunikasi sebaik mungkin. Semalam, kami dapat undangan dari pak Taufik [Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik]. Jam 21.21 lewat WA," ujarnya, Senin (20/1/2019).
Sakhir menyampaikan bahwa undangan tersebut ditujukan kepadanya kebagai ketua DPW, Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta M Arifin, serta kepada Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari PKS Abdurrahman Suhaimi.
"Kondisinya pak Abdurahman Suhaimi itu kan sedang ibadah umrah, dan pak Arifin dan saya juga sudah ada agenda. Makanya kenapa kemudian kami berdiskusi, via WA. Intinya kita akan sampaikan WA balasan kepada pak Taufik," jelasnya
Balasan tersebut salah satunya berisi usulan dari PKS agar pengumuman nama Cawagub kepada publik ditunda. Namun, Oleh sebab itu, Sakhir menyayangkan keputusan Gerindra tetap melaksanakan pengumuman nama Cawagub.
"Jadi yang justru kita sayangkan yang muncul di publik kesannya tidak kompak. Ini kan sama-sama partai pengusung. Sebenarnya yang disayangkan begitu itu. Kita kan pengennya tetap ya, bahwa kalau ada dinamika kepengen tetap kompak aja begitu," ungkap Sakhir.
"Kan aneh di pengumuman Cawagub yang diajukan dari PKS-Gerindra, walaupun kalau bicara jatah kan jatahnya PKS tetep. Tapi kan kalau kita ngotot-ngototan tidak ada win-win solution tidak kelar-kelar. Sampai masa akhir jabatan tidak ada Cawagub," tambahnya.
PKS Kalah
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkap fenomena ini menunjukkan bahwa PKS secara politik 'kalah posisi tawar' daripada Gerindra.
"Pertama, dua nama kader mereka yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto yang disodorkan sebelumnya ditolak DPRD dan terpaksa harus berkompromi dengan keadaan," jelasnya kepada Bisnis, Senin (20/1/2019).
Menurutnya, dengan masuknya salah satu wakil Gerindra sebagai solusi deadlock lewat kompromi politik, menandakan bahwa PKS terbilang berat untuk mendapat kursi Wagub DKI.
"Ini terlihat komopromi yang dipaksakan memang. Dengan kata lain, PKS tak sepenuhnya rela dengan 2 nama baru karena harus berbagi dengan Gerindra. Wajar kalau saat pengumuman juga tak datang," jelasnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengungkap hal serupa. PKS rasanya berat karena terus dijegal. Namun, menurut Ujang, kesempatan masih ada, kuncinya ada pada kemampuan lobi.
"Karena pemilihannya ada di DPRD DKI Jakarta, maka siapa di antara keduanya [PKS dan Gerindra] yang mampu meyakinkan para anggota DPRD, dia lah yang akan jadi pemenang," tutupnya.
Nantinya, setelah kedua nama tersebut dikirimkan ke Anies, DPRD DKI Jakarta akan membentuk tim panitia pemilih untuk mementukan dari kedua nama itu, siapa yang bakal menduduki kursi DKI-2.
Gerindra Ngebet Umumkan Nama Cawagub DKI Tanpa PKS, Pertanda Apa?
DPD Gerindra DKI Jakarta mengumumkan dua nama calon pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang baru tanpa Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Sutarno
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
10 jam yang lalu
Kejati DKJ Geledah Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta!
14 jam yang lalu
Pemprov Jakarta Siap Terapkan Kenaikan PPN 12% Tahun Depan
14 jam yang lalu
Pramono Anung Buka Pintu untuk KIM Plus jika Ingin Bergabung
14 jam yang lalu