Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menilai kondisi pintu masuk dan keluar stasiun Kereta Commuter Line Jabodetabek saat ini sangat berantakan karena ojek online yany bergerombol.
Dia meminta operator aplikasi ojek online segera berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) terkait masalah ini.
"Sekarang hampir semua stasiun berantakan banget. Gara-gara Ojol yang bergerombol nunggu penumpang. Gojek dan Grab enggak koordinasi dengan PT KAI, harus dimulai," katanya saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, Kamis (16/11/2018).
Berdasarkan pantauan Bisnis, beberapa stasiun yang dipenuhi ojek online antara lain stasiun Karet, stasiun Tebet, dan stasiun Manggarai. Alih-alih memiliki shelter tersendiri, pengemudi ojek online justru mangkal di depan pintu keluar stasiun sambil menunggu penumpang yang memesan orderan.
Imbasnya, jalan di sekitar stasiun menjadi macet dan terlihat sangat berantakan.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena ketidaksiapan pengelola stasiun dengan perkembangan moda transportasi yang ada, khususnya angkutan berbasis aplikasi. Pasalnya, kata dia, PT KAI saat ini hanya fokus mencari penumpang tetapi tidak saat menurunkannya.
Padahal, kebanyakan penumpang masih harus memesan ojol atau bajaj untuk mencapai tujuan setelah turun dari stasiun kereta.
"Harus dipikirkan angkutan umum setelah penumpang turun. Sekarang di stasiun bukan cuma ojol saja, ada juga feeder Transjakarta, bajaj, dan lainnya. Ini kan harus diatur. Saya minta semua pihak yang terlibat koordinasi," ujarnya.