Bisnis.com, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DKI Jakarta menilai kenaikan okupansi hotel selama Asian Games tidak sesuai dengan ekspektasi.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Khrisnadi menyebutkan bahwa saat ini jumlah okupansi hotel berbintang di sekitar venue Asian Games mencapai 80%. Sedangkan, jumlah okupansi hotel yang lebih jauh ke venue pertandingan mencapai 60%.
Okupansi hotel di dekat venue pertandingan tersebut tercatat naik sebesar 20% dibandingkan dengan hari biasa atau tanpa Asian Games. Sedangkan, hotel berbintang yang jauh dengan venue naik sekitar 10% dibandingkan dengan hari biasa.
Baca Juga
Dampak Asian Games ini tentu menaikan income dibandingkan dengan hari biasa dan ini berlaku hingga September nanti," kata Khrisnadi kepada Bisnis, Rabu (29/8/2018).
Menurutnya, pendapatan dari hotel berbintang pun meningkat drastis. Kendati demikian, dia belum mengetahui secara terperinci peningkatan ini. Hal ini karena harga yang ditetapkan oleh setiap hotel berbeda.
"Ketika ramai akan menaikan harga. Ketika sepi akan ada promosi," ungkapnya.
Akan tetapi, peningkatan okupansi ini tidak sesuai dengan harapan dari PHRI Jakarta. Semula, dia memprediksi kenaikan okupansi hotel berbintang di sekitar venue pertandingan bisa mencapai lebih dari 90%.
Khrisnadi memperkirakan okupansi hotel berbintang ini tergerus oleh Airbnb dan konsep bisnis daring lainnya. Namun, dia tidak bisa menyebutkan jumlah pasti turis yang menginap di Airbnb ini.
Dia mencontohkan bila ada 5.000 turis ke Jakarta, sedangkan yang datang ke hotel berbintang hanya 3.000 turis berarti patut dipertanyakan sebanyak 2.000 turis ini menginap.
"Bahkan saya melihat ada suporter yang berangkat dari rumah susun dari daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat," imbuhnya.
