Bisnis.com, JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya saat membuka acara Musabaqoh Tilawatil Qu’ran (MTQ) Ke-36 Tahun 2017 Tingkat Kota Bogor di Plaza Masjid Agung Al Mi’raj, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Sabtu (11/03/17) mengingatkan akan bahayanya tembakau gorila dan permainan skip chalenge.
Bima Arya mengatakan bahwa perkembangan zaman saat ini tidak selalu memberikan nilai positif tetapi juga ada efek negatif.
”Mungkin saya melihat ada dunia-dunia yang berbeda, ada dunia yang istiqomah, begitu tertib tetapi juga ada dunia lain yang mengkhawatirkan," ujarnya, seperti siaran pers resmi Humas Kota Bogor yang diterima Bisnis, Sabtu (11/3/2017).
Bima menerangkan, pemahaman terhadap agama dan keyakinan terhadap keteladanan Rasulullah SAW senantiasa diikuti keseharian manusia, semakin meriah pelaksanaan MTQ harusnya semakin sedikit tawuran, serta semakin intens kegiatan keagamaan juga akan semakin berkurang kemaksiatan.
"Belum lama ini saya diinformasikan ditemukannya ribuan jenis narkoba baru, salah satunya tembakau jenis Gorila. Dinamakan seperti itu karena bagi yang mengkonsumsinya akan memberikan efek seperti tertindih gorila," ujarnya.
Bima merasa khawatir dan tidak bisa membayangkan sudah mulai banyak anak-anak yang membeli narkoba itu hanya karena ingin merasakan tertindih gorila. "Padahal efeknya fatal, otak mengalami kerusakan tahap demi tahap,” tuturnya.
Selain itu, ancaman yang ada pada generasi muda saat ini tidak hanya sebatas itu, pasalnya juga sudah muncul satu permainan baru yang cukup mengkhawatirkan yakni bernama "Skip Challenge".
Pada permainan ini, seseorang ditantang untuk ditekan dadanya beberapa detik, kemudian pingsan. Setelah itu akan merasakan sensasi yang luar biasa.
Padahal, tanpa disadari, pasokan oksigen ke otak distop beberapa detik dan pasti mengakibatkan kerusakan otak.
"Karena itu saya mengajak semuanya untuk berdoa bersama-sama, semua yang kita lakukan dalam rangka melatih keikhlasan dan memperkuat keimanan kita berbanding lurus dengan apa yang dikeseharian masyarakat, sehingga Insya Allah Kota Bogor menjadi kota yang Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur (negeri yang subur dan makmur, adil dan aman),” pungkasnya.
Menurutnya tantangan terbesar dan pekerjaan rumah yang dihadapi warga Kota Bogor khususnya dan masyarakat umumnya adalah bagaimana semua pihak bisa keluar dari rutinitas dan seremonial, membumikan nilai-nilai yang ada dalam keseharian.
"Harapan kita tentunya tidak hanya sekedar mencetak generasi yang mampu membaca dan menghafal Al Qur’an tapi juga mampu mencetak generasi yang mampu menghafalkan Al Qur’an," ujarnya.