Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ndang Achadiat mengatakan, daerah yang terkena banjir di Jakarta berubah-ubah. Ada yang tahun lalu banjir, tapi tahun ini tidak dan sebaliknya.
Hal itu, kata dia, kemungkinan karena adanya mitigasi yang belum selesai. Namun titik-titik yang rawan banjir terbanyak ada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Untuk memudahkan penanggulangan, BPBD berkoordinasi dengan sembilan SKPD untuk mengaktifkan poskonya masing-masing. Ndang mengatakan setiap posko di dekat wilayah rawan banjir mulai siaga sejak Desember kemarin.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan juga sebelumnya mengatakan pihaknya memiliki sederet langkah antisipasi, khususnya terhadap 57 kelurahan yang rawan banjir. Teguh mengklaim 57 titik tersebut sudah ditangani dengan baik. "Kami sudah observasi dan mengambil langkah, makanya sekarang genangan sudah tidak ada," ujarnya Senin kemarin.
Genangan di sejumlah wilayah itu menurut Teguh dikarenakan kontur jalan yang tidak rata, sehingga ketika hujan menimbulkan genangan. Dinas Tata Air selanjutnya akan meneruskan kepada Dinas Bina Marga untuk memperbaiki jalan yang tidak rata tersebut.
"Kita sudah mendata, perintah Gubernur ditandain, Bina Marga ratain," ucapnya.