Bisnis.com, TANGERANG—Transaksi perdagangan ke Negeri Sakura dari Banten selama Oktober merupakan satu-satunya yang susut di antara tiga pasar utama tujuan ekspor.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi menyatakan tiga negara tujuan utama ekspor nonmigas adalah Jepang, Amerika Serikat, dan China. Porsi terbesar tak lain Paman Sam sebesar 19,62% pada Oktober, sedangkan Jepang 8,07% dan China 8,74%.
Kinerja ekspor ke Negeri Sakura tercatat melemah baik month to month maupun kumulatif Januari – Oktober terhadap periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). "Pada Oktober terhadap September turun sebesar 4,03%, sedangkan kumulatif 10 bulan susut 10,89%," ucap Suhaimi dalam paparan data ekspor Banten, Jumat (4/12/2015).
BPS mencatat Banten hanya membukukan ekspor nonmigas US$59,21 juta pada bulan kesepuluh, sedangkan September mencapai US$61,70 juta. Adapun keseluruhan Januari – Oktober tahun ini tercatat US$610,36 juta padahal periode yang sama tahun lalu mencapai US$684,97 juta.
Internal Negeri Sakura sekarang memang diklaim sedang lesu. Sebelumnya PDB kuartal III/2-15 Jepang diumumkan turun 0,8% menyusul penurunan 0,7% pada kuartal sebelumnya. Kontraksi yang terjadi selama dua kuartal ini memunculkan definisi umum bahwa Jepang jatuh ke masa resesi.
Kontradiksi dari Negeri Sakura terjadi dalam perdagangan ke Amerika Serikat dan China. Ekspor ke AS naik 1,15% secara bulanan menjadi US$139,42 juta pada Oktober dan tumbuh 1,31% ke level US$1,48 miliar selama Januari – Oktober 2015 secara yoy.
Adapun perdagangan ke China mengumpulkan US$57,66 juta atau naik 15,39% pada Oktober terhadap September. Sementara kinerja selama sepuluh bulan tercatat US$660,60 juta, jumlah ini turun 14,65% secara yoy dari US$774,03 juta.
Saat ini terdapat 12 negara tujuan utama ekspor Banten yang selama Januari – Oktober nilainya turun 10,75% menjadi US$5,27 miliar (yoy). “Delapan dari 12 negara turun nilai ekspornya kecuali Jerman, AS, Korea Selatan, dan India,” ucap Suhaimi.
Secara umum ekspor Provinsi Banten selama Oktober mengalami penurunan 2,34% dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi US$689,77 juta. Padahal perolehan pada bulan sebelumnya mencapai US$706,27 juta.