Bisnis.com, JAKARTA--Puluhan nelayan dan lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta mendemo PT Muara Wisesa Samudra (PT MSW) sebagai pengembang Pulau G.
Aksi jalan kaki tersebut dilakukan mulai dari lapangan sepak bola Muara Angke menuju kawasan Green Bay Pluit City.
Dalam perjalanan, massa nelayan dan LSM dihadang kelompok massa lain yang mengaku petugas keamanan (security).
Kelompok tersebut terdiri dari dua puluh orang pria berbadan kekar dan mengenakan seragam hitam-hitam, layaknya security yang bekerja di gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan.
Uniknya, para security tersebut membawa Banner putih yang bertuliskan "Kami Warga dan Nelayan Serta Tokoh Masyarakat Muara Angke Mendukung Reklamasi Teluk Jakarta".
Suasana sempat memanas lantaran ada salah satu nelayan yang maju ke barisan security.
"Kenapa kami dihalangi? Kamu gak tahu kan saya ga bisa melaut gara-gara reklamasi ini? Kita ini warga, jangan mau diadu domba," ujar Rokhili, nelayan Muara Angke, Selasa (2/12/2015).
Menanggapi hal tersebut, salah satu security yang ikut membawa banner pun angkat bicara.
Pria yang mengaku bernama Arief Hidayat tersebut mengatakan kalau dirinya hanya menjalankan tugas dari atasan.
"Saya hanya disuruh kerja mengamankan ini [Green Bay Pluit]," ujar pria yang bekerja sebagi security di Green Bay Pluit ini.
Meski dihadang petugas, massa tidak lantas tinggal diam. Mereka pun berorasi di tengah jalan yang jaraknya 200 meter dari pintu masuk Green Bay Pluit.
Nelayan dan gabungan LSM pun melakukan orasi di tengah jalan sekitar setengah jam.
Inti dari aksi tersebut, nelayan dan warga Muara Angke menolak dengan tegas pembangunan reklamasi di Teluk Jakarta.
Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta terdiri dari Koalisi Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), KIARA, ICEL, IHCS, LBH Jakarta, LBH Masyarakat, Solidaritas Perempuan se-Jabodetabek, dan Walhi Jakarta.