Bisnis.com, JAKARTA - Pasca berhasil mengantisipasi krisis pasokan air baku dari Sungai Cisadane akibat rusaknya salah satu pintu air di Bendung Pasar Baru baru-baru ini, PT Aetra Air Tangerang (AAT) kini menghadapi ancaman dampak dari musim kemarau panjang yang hingga saat ini masih terjadi.
”Menghadapi musim kemarau, Aetra Tangerang tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” ungkap Presiden Direktur AAT Untung Suryadi, melalui keterangan resminya, Minggu (30/8/2015).
Dia menuturkan saat ini suplai air baku dari Sungai Cisadane ke kolam pemrosesan air baku di perusahannya masih mencukupi untuk melakukan proses produksi pada kapasitas normal. Dengan kondisi tersebut, perusahaan menjamin pasokan air bersih kepada pelanggan Aetra Tangerang akan tetap terjaga sesuai kebutuhan.
Berbagai upaya untuk menjamin ketersediaan air baku juga telah dilakukan demi menjamin pelayanan prima. Sejumlah upaya yang dilakukan di antaranya melakukan pemeliharaan intake secara lebih intensif, menjaga kualitas instalasi pengolahan air, serta memelihara jaringan perpipaan secara rutin.
”Ini selalu dilakukan dalam rangka memastikan tidak terjadinya gangguan pelayanan kepada pelanggan. Pasokan air bersih kepada pelanggan sedapat mungkin harus dapat kami jaga sesuai kebutuhan dan kapasitas pengolahan kami,” ucapnya.
Untung menuturkan manajemen memahami risiko yang dihadapi masyarakat ketika musim kemarau datang, tidak hanya terkait kebutuhan akan pasokan air bersih, tetapi dampak lanjutan dari minimnya ketersediaan air bersih.
”Saat musim kemarau tiba, perlu diwaspadai berbagai macam penyakit yang menyertainya. Penyakit yang umum terjadi saat musim kemarau adalah penyakit saluran pencernaan seperti diare dan kolera akibat mengkonsumsi air yang tidak sehat,” jelasnya.
Gangguan kesehatan lainnya yang timbul akibat penggunaan air yang tidak sehat adalah penyakit kulit. Infeksi kulit seperti gatal-gatal jika dibiarkan berlarut dapat berkembang menjadi panu, kadas, kurap, maupun bisul. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah tipus, hepatitis, malaria, demam kuning, dan cacingan.
Lebih lanjut dia menjelaskan penurunan kualitas air tanah pada musim kemarau dapat dilihat secara kasat mata, seperti warna air yang menguning, berbau, dan lebih pekat. Dari sisi kuantitas, dapat juga dilihat secara langsung sumur-sumur warga yang telah banyak mengering.
”Nah, di saat musim kemarau inilah perusahaan air minum dituntut untuk meningkatkan kinerjanya. Karena kebutuhan akan air bersih perpipaan semakin meningkat, seiring memburuknya kualitas dan kuantitas air tanah dan air permukaan,” tuturnya.
Aetra Tangerang Antisipasi Pasokan Air Pasca Kekeringan
Pasca berhasil mengantisipasi krisis pasokan air baku dari sungai cisadane akibat rusaknya salah satu pintu air di Bendungan Pasar Baru, Aetra Tangerang kini menghadapi tantangan baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
46 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
46 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 jam yang lalu
Kejati DKJ Geledah Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta!
19 jam yang lalu