Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu terminal yang masuk dalam program revitalisasi adalah terminal Rawamangun, Jakarta Timur. Terminal yang ditargetkan beroperasi pada Desember tahun lalu, hingga Maret 2015 masih belum beroperasi.
Kepala Dinas Perhubungan Benjamin Bukit mengakui revitalisasi yang dianggarkan Rp47 miliar pada anggaran 2014 itu terhambat karena pengajuannya mepet. Menurutnya, itu merupakan salah satu indikasi terlambatnya target perampungan revitalisasi terminal seluas 11.958 meter persegi.
“Dari Pemprov DKI masuk di APBD 2014, jadi tidak terkendala APBD 2015. Hanya waktu itu kan masukinnya pas last minutes ya karena waktunya kan mepet, pastilah kalau terburu-terburu ada yang kurang sempurna,” katanya di Balai Kota, Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Saat ini, pihaknya masih harus menyelesaikan pembangunan pintu masuk yang kurang pas, sehingga kendaraan besar tidak bisa masuk. Bukit mengaku pihaknya telah menyiapkan surat perintah untuk melebarkan akses itu. Nantinya, terminal ini tidak akan membaurkan antara kendaraan dan penumpang.
“Itu harus dilebarin. Sekarang sedang disiapin surat perintahnya untuk dikerjakan ulang. Pokoknya itu masih koridor pemeliharaan tanggung jawab pihak kita,” ujarnya.
Pada 2014, Pemprov DKI melakukan empat revitalisasi terminal untuk meningkatkan pelayanan. Selain Terminal Rawamangun, tiga lainnya adalah Terminal Pinang Ranti seluas 23.731 meter persegi dengan biaya Rp23 miliar, Terminal Muara Angke seluas 1.266 meter persegi didanai sebesar Rp8 miliar dan Terminal Klender dengan luas 3.675 meter persegi mencapai Rp248 miliar.