Bisnis.com, JAKARTA -- Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan memasukkan pendidikan seksual dalam mata pelajaran sekolah di Ibu Kota untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual dan penyebaran virus HIV/AIDS di kalangan siswa.
Lasro Marbun, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, mengatakan pendidikan seksual akan dimasukan dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok) yang di dalamnya terdapat silabus terkait cara kerja reproduksi, penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS, serta perlindungan diri dari penularannya.
"Kami sedang siapkan dan rancang silabus [pelajaran seksual] itu. Kami lihat jam pelajaran di sekolah, kalau masih ada waktu, kami masukkan," katanya sebagaimana dikutip laman Pemprov DKI Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Menurutnya, pendidikan di tingkat keluarga belum cukup membentengi moral peserta didik sehingga perlu ada pendidikan tambahan di sekolah karena sebagian besar waktu peserta didik berada di sekolah.
Pendidikan seks itu, lanjutnya, juga bertujuan agar kasus pelecehan seksual, seperti peristiwa di TK Jakarta International School tidak terulang kembali dan juga para siswa-siswi di Jakarta tidak terjebak dalam pergaulan bebas yang merusak masa depannya.
Dia menjelaskan rencana memasukkan pendidikan seksual ke dalam kurikulum sekolah merupakan usulan dari Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta karena pengetahuan peserta didik terhadap ancaman bahaya virus HIV/AIDS masih rendah.
Data KPAP DKI Jakarta menyebutkan hanya 12% peserta didik yang memahami pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS sesuai hasil survei yang dilakukan pada 2013 terhadap 4.274 peserta didik di 146 SMP dan SMA yang tersebar di enam wilayah Jakarta.
Sampel survei tersebut selain peserta didik, juga para tenaga pengajar, guru, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah yang mencapai 352 sampel dan hanya 26% di antara sampel itu yang sudah memahami pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS.