Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Bisnis dan Servis Aetra, Indrawan Krisna Pribadi, menyatakan kebocoran air bersih yang dikelola perusahaannya masih terus ditekan. Pada audit terakhir kebocoran masih mencapai 41%.
“Kami bekerja keras agar diakhir konsesi sesuai business plan, kebocoran air 35%,” tutur Indra ketika ditemui di Jakarta, Minggu (25/5/2014).
Aetra merupakan perusahaan penyedia air bersih dikawasan timur Sungai Ciliwung meliputi wilayah timur Jakarta. Konsensi Aetra terhadap air bersih Jakarta berakhir 2022. Saat ini Aetra melayani 400.000 pelanggan dengan kapasitas terpasang 9.000 meter kubik air bersih per detik.
Pengolahan air bersih ini terletak di Pulogadung dengan kapasitas 4.000 meter kubik per detik dan di Kalimalang dengan kapasitas 5.000 meter kubik air bersih per detik.
Menurut Indra, kapasitas itu masih bisa ditingkatkan sampai 10.000 meter kubik per detik air bersih. Oleh karena itu, saat ini Aetra belum berencana menambah pusat pengolahan air bersih.
Pada 2014, total belanja modal Aetra mencapai Rp200 miliar. Dana ini sebagian besar digunakan untuk pemeliharaan jaringan dan menekan kebocoran.
Mengenai akuisisi oleh Pemprov DKI Jakarta, Indra menjelaskan pihaknya masih berpegang pada konsensi yang diberikan pemerintah. Aetra diklaim Indra sudah menyepakati perubahan kontrak dengan menyetujui mutual recognition agreement (MRA) pada 2012 di mana IRR yang semula 22% menjadi 15,8%.
"Soal pengakiran kontrak dan nasib karyawan belum kita sepakati," tuturnya, ketika ditanyakan tentang progres kelanjutan MRA.
Indra juga menambahkan untuk utang PDAM ke Aetra juga di konversi sehingga pada 2016, utang PDAM ke Aetra akan lunas. Sekarang tinggal Rp304 miliar.