Bisnis.com, JAKARTA - PT Jakarta Monorail (JM) mengakui sebanyak 90 tiang monorel punya PT Adhi Karya belum dibayar karena masih dalam proses audit kurs oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta. Nilai tiang monorel sebelumnya berkisar Rp193 miliar.
Pembayaran dilakukan setelah audit kurs diserahkan kepada dua belah pihak. "Pembayaran tiang milik Adhi Karya sedang dimintakan audit kurs dengan BPKP DKI. Hingga sekarang belum selesai," ujar Direktur PT JM Bovanantoo, Senin (17/2/2014).
Menurutnya, setelah audit selesai, PT JM berjanji akan segera membayarkan sesuai kesepakatan. Audit tersebut dilakukan karena pihak Adhi Karya meminta pembayaran menyesuaikan kurs agar lebih adil.
"Karena keinginan kita dan dia berbeda, akhirnya perlu diaudit kursnya. Kalau nanti audit selesai kita bayar," ujar Nantoo.
PT JM adalah operator monorel yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Ortus Holdings milik taipan Edward Soeryadjaya yang berpusat di Singapura. Edward berkomitmen melanjutkan proyek transportasi massal berbasis rel tunggal tersebut yang sebelumnya digarap Adhi Karya mangkrak selama 7 tahun.
Namun hingga saat ini progresnya belum terlihat nyata di lapangan meskipun sudah dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) secara megah pada 16 Oktober 2013. Groundbreaking tersebut hanya selisih seminggu dengan megaproyek MRT Jakarta yang dikerjakan BUMD DKI PT MRT Jakarta dengan pinjaman lunak dari JICA.