Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan pemerintah DKI Jakarta tentang roadmap program zero deep weel atau penghilangan sumur dalam oleh Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dapat mendorong perusahaan operator air bersih memperluas jaringan terhadap pelanggan baru sektor industri di Jakarta Utara.
“Kebijakan Pemprov di BPLHD ada roadmap zero deep weel mengurangi penggunaan air tanah sampai 2015 untuk industri di kawasan Jakarta Utara akan menjadi pasar yang akan kita garap,” kata Corsec PT Aetra Air Jakarta Priyatno B. Hernowo di Jakarta, Kamis (13/2/2014).
Dia menargetkan 2,5 juta meter kubik produksi air Aetra bisa diserap industri di kawasan Jakarta Utara seiring upaya pemerintah menekan penggunaan air tanah. Paling tidak dengan kebijakan tersebut pihaknya bisa menambah 500 pelanggan dari pabrik-pabrik di Jakarta Utara dengan harga jual lebih rendah dibandingkan penggunaan air tanah yakni sekitar Rp14.000 per meter kubik.
Sejauh ini Aetra memproduksi air bersih 23 juta meter kubik per bulan alias dalam setahun menjual 155 juta meter kubik. Produksi tersebut terus ditingkatkan seiring penyelesaian infrastruktur siphon kali Bekasi mencapai 75% sehingga mampu menekan tingkat kekeruhan air.
Adapun upaya menambah sambungan tersebut terkendala kebijakan Pemprov DKI Jakarta terutama dari Pekerjaan Umum yang kerap melakukan penggusuran saluran mendadak. Alhasil sambungan yang sudah terpasang harus pindah karena akan dibangun infrastruktur jalan. “Kita kerap mendapat informasi seperti itu mendadak,” katanya.