Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai ada pihak yang sengaja membenturkan Pemprov DKI Jakarta dengan pedagang kaki lima (PKL) Kawasan Tanah Abang untuk memunculkan opini negatif terhadap Pemprov DKI Jakarta.
Menurutnya, oknum-oknum yang menyewakan tempat di pinggir jalan itulah yang memanas-manasi para PKL sehingga mereka terpancing untuk melakukan perlawanan.
Bahkan, Ahok, panggilan akrab Wakil Gubernur DKI Jakarta, juga mencurigai adanya keterlibatan oknum dengan kepentingan politik tertentu yang ikut dalam pembentukan opini negatif ini.
“Orang yang menyewakan tempat atau ada orang dengan kepentingan politik. Sekarang seolah-olah kami menzalimi PKL. Itu kan sengaja membangun opini [negatif], sama waktu saya bersihkan waduk Pluit yang sisi kiri,” katanya di Balai Kota, Selasa (23/7).
Ahok menilai para PKL yang melakukan perlawanan itu sebagian besar bukan warga asli DKI Jakarta. Menurutnya, mereka berani melakukan perlawanan karena ada oknum, baik preman maupun pemerintah, yang berjanji memberikan perlindungan. Ahok mengaku pihaknya saat ini telah mengetahui oknum preman dan pemerintah yang melindungi para PKL.
“Kalau sudah ditangkap biangnya [oknum pelindung], akan takut dia [PKL yang melawan] asal polisi [bersedia] membackup. Ditunggu saja, kalau bikin ribut terus akan ketahunan siapa biangnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ahok mengungkapkan ulah PKL yang berdagang di pinggir jalan Kawasan Tanah Abang menyebabkan kerugian berganda, yaitu menimbulkan kemacetan dan merugikan pedagang yang berjualan di dalam toko.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan pedagang yang sebelumnya berjualan di dalam toko akhirnya ikut-ikutan berjualan di pinggir jalan karena jumlah pembeli mereka berkurang karena dihalangi oleh para PKL.
Hal inilah yang akhirnya semakin memperparah kemacetan di Kawasan Tanah Abang. “Sudah bikin macet, [PKL di pinggir jalan] juga bikin ekonomi hancur karena tidak membayar pajak,” pungkasnya.