BISNIS.COM, JAKARTA--Minimal tiga tahun lagi Jakarta baru punya transportasi massal Monorel dan enam tahun lagi punya Mass Rapid Transit (MRT), setelah penantian puluhan tahun.
Diharapkan dua alat transportasi canggih tersebut bisa mengobati rasa malu Gubernur Joko Widodo ketika bertandang ke luar negeri yang sudah memiliki moda transportasi serupa.
"Kita sudah rencanakan Monorel 14 tahun lalu, MRT 24 tahun lalu. Kalau ke Bangkok [mereka] cerita Subway, saya mau ceritakan bus juga malu. Inilah jakarta, sekarang bertumpuk masalah," katanya saat menjadi narasumber Tanoto Fondation Series di MM FE UI Salemba Jakarta, Senin (8/7/2013).
Karena malu tidak punya kebanggaan dalam hal transportasi massal tersebut, Jokowi mendorong Monorel dan MRT segera dibangun. "Paling tidak punya satu kilometer MRT atau Monorel. Kalau cerita dengan kota besar negara lain bisa sombong."
Dia memaparkan setelah Monorel dan MRT ada kebijakan yang memberikan dukungan terhadap upaya menekan kemacetan Jakarta yang mamaksa masyarakat menggunakan transportasi massal. Misalnya pemberlakuan pelat nomor kendaraan ganjil-genap, pajak parkir tinggi dan electronic road pricing (ERP).
"Kalau mau naik mobil silahkan seminggu sehari ngga apa-apa, Sabtu boleh tapi keluar kota, minggu boleh keluar kota. Itu baru Jakarta normal," kata mantan Walikota Surakarta tersebut.
Tidak dipungkiri pendapatan Pemprov DKI Jakarta paling banyak dari kendaraan bermotor. Namun Pemprov tidak hanya berpikir semata-mata mendapatkan pajak tinggi dari kendaraan bermotor, melainkan ingin mengendalikan kendaraan pribadi.
"Bayangi Jakarta sehari ada 440 mobil baru, motor 1.400, bayangin kalau kita teruskan. Kalau kita ngga cepet ya dikejar oleh itu," tegas Jokowi.
JOKOWI Malu Jakarta Belum Punya Monorel & MRT
BISNIS.COM, JAKARTA--Minimal tiga tahun lagi Jakarta baru punya transportasi massal Monorel dan enam tahun lagi punya Mass Rapid Transit (MRT), setelah penantian puluhan tahun. Diharapkan dua alat transportasi canggih tersebut bisa mengobati rasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium