BISNIS.COM, JAKARTA--PT Jakarta Monorail (JM) memperkirakan harga tiket monorel pada 2013 nanti dipatok US1$ untuk satu kali perjalanan.
Harga tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah.
Direktur Teknis PT JM Bovanantoo mengatakan target segmen pengguna moda transportasi massal berbasis rel monorel ini adalah masyarakat dari kalangan menengah ke bawah. Karena kalau menengah ke atas, warga biasanya menggunakan kendaraan pribadi.
“Survei ini untuk menentukan harga tarif monorel yang mampu dibayarkan oleh warga Jakarta. Namun saat ini kita istilahkan pada saat beroperasi tiketnya US$1,” ujar Bovanantoo di The Conservatory Building, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Namun, tarif tidak berlaku terikat dan berlaku selamanya. Menurutnya, kedepannya bisa diterapkan tarif progresif per stasiun. Pendapatan dari tiket sendiri tidak bisa mengembalikan modal yang dikeluarkan sebanyak Rp8 triliun.
Untuk mengatasi hal tersebut JM dan Ortus Holdings Limited sebagai investor akan mengembangkan transit oriented development (TOD) di empat titik yakni di Dukuh Atas, Kampung Melayu, Stasiun Tebet dan Palmerah.
Nantinya di titik-titik tersebut monorel akan terintegrasi dengan jalur Mass Rapid Transit (MRT). TOD sendiri diakui Nanti sebagai suatu kebutuhan integrasi antar moda transportasi.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Pengembangan Bisnis Ortus Holdings Limited Banyu Biru Djarot menilai masih terlalu dini untuk menentukan kisaran tarif tiket perjalanan monorel. Hal tersebut dikarenakan masih ada jeda waktu yang panjang hingga target operasional monorel pada akhir 2015 atau awal 2016.
“Dari tahun ini hingga ke tahun 2016 masih banyak faktor-faktor ekonomi yang menentukan. Seperti tarif dasar listrik, harga BBM, geopolitik, sosial politik, inflasi dan banyak lagi variable ekonomi lainnya, yang dapat menjadi formula dari penentuan kisaran harga,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung rencana besaran tarif tiket monorel sekitar Rp10.000. Sebab, sasaran utama pengguna monorel ini adalah warga Jakarta yang membawa mobil dapat beralih menggunakan moda transportasi massal berbasis rel ini.
“Hitung-hitungannya sudah masuk di BUMN kan. Sekarang saja kalau orang dari Serpong naik bus ke Harmoni harus bayar Rp 23.000. Jadi targetnya kan orang yang bawa mobil. Supaya tidak usah bawa mobil ke Jakarta. Kamu daripada bayar tol, capek, mendingan bayar Rp 10.000 sekali naik. Pasti sanggup mereka,” tukasnya.
