JAKARTA: Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo rupanya tak ingin tanggung-tanggung mengantisipasi terjangan banjir di masa datang.
Kali ini Jokowi dan jajarannya berencana melebarkan Kali Pesanggrahan, salah satu saluran air utama yang melintasi Jakarta, melalui program normalisasi sepanjang 26,7 kilometer.
Rencananya lebar kali yang saat ini hanya 10-15 meter--bahkan di beberapa tempat lebih kecil lagi--akan diperlebar menjadi 30-40 m.
Namun lantaran bantaran kali sudah penuh dengan pemukiman warga, Pemprov DKI akan membebaskannya terlebih dahulu.
Untuk mempercepat pelaksanaan normalisasi, Pemkot Administrasi Jakarta Selatan melakukan sosialisasi kepada warga di bantaran Kali Pesanggrahan. Tujuannya agar masyarakat menerima untuk direlokasi ke rumah susun (rusun) yang telah disiapkan.
Menurut Sekretaris Kota Jakarta Selatan Usmayadi, sejauh ini sosialisasi telah dilakukan di beberapa kelurahan yang di aliran Kali Pesanggrahan, seperti Ulujami, Bintaro, Cipulir, dan Pondokpinang.
Sosialisasi ini diharapkan berjalan lancar sehingga pembebasan lahan bisa segera dilakukan.
"Kami mengejar waktu. Kemarin sudah dimulai dari Ulujami, Bintaro, Pondokpinang, dan Cipulir," kata Usmayadi seperti dikutip situs resmi Pemprov DKI Jakarta, Minggu (10/3).
Menurutnya, setelah sosialisasi baru akan melakukan inventarisir lahan dan jumlah warga yang harus direlokasi.
Kali Pesanggrahan yang mengalir di Jakarta Selatan sepanjang 17 km2 sedangkan secara keseluruhan yang akan dinormalisasi yakni sepanjang 26,7 km.
"Untuk wilayah Jakarta Selatan hanya 17 km saja, sisanya di Jakarta Barat," ujarnya.
Usmayadi berharap sosialisasi ini mendapat dukungan masyarakat sebab sejauh ini normalisasi kali selalu terkendala pembebasan lahan.
Beberapa lahan bahkan diketahui dalam sengketa baik dengan pengembang ataupun antarmasyarakat itu sendiri.
"Kita musyawarah dulu, kita pamitan sama warga untuk kemudian pematokan dan inventarisir," katanya. (ra)